Minggu, 06 November 2016

Keris Sempaner Katalog Museum Pusaka TMII

Nomor Katalog Museum Pusaka TMII : EYL - 12
Nama Dapur / Bentuk Keris ini : Sempaner
Nama Pamor / Lambang / Filosofi : Ilining Warih
Tangguh / Estimasi : Madura
Tahun Pembuatan : XX
Model Bilah Pusaka : Lurus.
Asal Usul Pusaka : -
Warangka Gayaman Solo Kayu Asem.
Foto Keris Asli Tanpa Editan, Dijamin & Garansi Keris Sama Dengan di Foto.
Stok produk/barang ini : Hanya 1 Buah Saja.

Mahar : Rp. 975.000,-  







Dapur Sempaner (Sempana Bener) merupakan nama salah satu dapur keris lurus yang sering kita jumpai mulai dari tangguh sepuh seperti Pajajaran, Majapahit, sampai tangguh Nom-noman. Sempaner berasal dari kata Sempana / Sumpena Bener yang secara harafiah berarti Mimpi yang benar. Ricikan dapur ini : Kembang kacang, tikel alis, Ri Pandan – ada pula yang menyebutkan mempunyai greneng, jalen, lambe gajah. Sempana bener dalam arti lebih dalam merupakan suatu pesan, angan-angan, harapan, cita-cita, keinginan apabila dilandasi suatu pemahaman yang benar menjadi suatu kenyataan. Pemahaman yang benar itulah yang akan mewujudkan suatu tercapainya harapan atau cita-cita. Dalam hal ini, suatu pesan bahwa manusia dalam menggapai suatu keinginan hendaknya diselaraskan dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki, sebagaimana dalam ujar-ujar jawa disebutkan “Bisa rumangsa – aja rumangsa bisa”.

Dapur Lurus : Bener-Lurus Dalam berdoa kita selalu memohon untuk diberikan “Jalan yang Lurus” (sirotol mustaqin) kepada Tuhan. Lurus berarti tidak menyimpang dari jalur yang ditetapkan. Lurus juga berarti tidak berlebihan juga tidak kekurangan, berada di tengah-tengah. Seseorang yang jika di dalam hidupnya mengusahakan selalu berada di jalur lurus berarti akan bertindak jujur dan luhur budinya. Berlaku jujur, bener lan pener akan menuju batin manusia yang selaras dengan realitas yang sebenarnya, dan oleh karena itu dengan sendirinya (Otomatis-konsekuen) memenuhi kewajiban, tugas dan peranan dan jabatan yang dituntut dari padanya. Mengembangkan diri pribadi, pengetahuan sesuai dengan bakat dan kemampuan (empan papan) dan tidak memaksakan kehendak / mengendalikan hawa nafsu.

(Disadur dari Artikel Majalah Pamor Edisi 07 – Tulisan Wawan Wilwatikta)

Dapur Sempaner (Sempanan Bener) merupakan nama salah satu dapur keris lurus yang sering kita jumpai mulai dari tangguh sepuh seperti Pajajaran, Majapahit, sampai tangguh Nom-noman. Sempaner berasal dari kata Sempana / Sumpena Bener yang secara harafiah berarti Mimpi yang benar. Ricikan dapur ini : Kembang kacang, tikel alis, Ri Pandan – ada pula yang menyebutkan mempunyai greneng, jalen, lambe gajah. Sempana bener dalam arti lebih dalam merupakan suatu pesan, angan-angan, harapan, cita-cita, keinginan apabila dilandasi suatu pemahaman yang benar menjadi suatu kenyataan. Pemahaman yang benar itulah yang akan mewujudkan suatu tercapainya harapan atau cita-cita. Dalam hal ini, suatu pesan bahwa manusia dalam menggapai suatu keinginan hendaknya diselaraskan dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki, sebagaimana dalam ujar-ujar jawa disebutkan “Bisa rumangsa – aja rumangsa bisa”.

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Dapur Sempaner (Sempanan Bener) merupakan nama salah satu dapur keris lurus yang sering kita jumpai mulai dari tangguh sepuh seperti Pajajaran, Majapahit, sampai tangguh Nom-noman. Sempaner berasal dari kata Sempana / Sumpena Bener yang secara harafiah berarti Mimpi yang benar. Ricikan dapur ini : Kembang kacang, tikel alis, Ri Pandan – ada pula yang menyebutkan mempunyai greneng, jalen, lambe gajah. Sempana bener dalam arti lebih dalam merupakan suatu pesan, angan-angan, harapan, cita-cita, keinginan apabila dilandasi suatu pemahaman yang benar menjadi suatu kenyataan. Pemahaman yang benar itulah yang akan mewujudkan suatu tercapainya harapan atau cita-cita. Dalam hal ini, suatu pesan bahwa manusia dalam menggapai suatu keinginan hendaknya diselaraskan dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki, sebagaimana dalam ujar-ujar jawa disebutkan “Bisa rumangsa – aja rumangsa bisa”. Dapur Lurus : Bener-Lurus Dalam berdoa kita selalu memohon untuk diberikan “Jalan yang Lurus” (sirotol mustaqin) kepada Tuhan. Lurus berarti tidak menyimpang dari jalur yang ditetapkan. Lurus juga berarti tidak berlebihan juga tidak kekurangan, berada di tengah-tengah. Seseorang yang jika di dalam hidupnya mengusahakan selalu berada di jalur lurus berarti akan bertindak jujur dan luhur budinya. Berlaku jujur, bener lan pener akan menuju batin manusia yang selaras dengan realitas yang sebenarnya, dan oleh karena itu dengan sendirinya (Otomatis-konsekuen) memenuhi kewajiban, tugas dan peranan dan jabatan yang dituntut dari padanya. Mengembangkan diri pribadi, pengetahuan sesuai dengan bakat dan kemampuan (empan papan) dan tidak memaksakan kehendak / mengendalikan hawa nafsu. Selain itu, pengembangan pribadi dengan pengekangan hawa nafsu adalah salah satu cara. Karena nafsu akan memperlemah manusia. Mengendalikan hawa nafsu berarti mengembangkan budi pekerti. Untuk pencapaian budi pekerti (etika) yang baik umumnya dihalangi dua hal yaitu hawa nafsu dan pamrih. Nafsu yang terkait dengan pamrih (egoisme) antara lain : - Nafsu selalu ingin menonjol (nepsu menange dhewe)- Menganggap diri selalu betul (nepsu benere dhewe)- Memperhatikan diri sendiri (nepsu butuhe dhewe) Sikap dasar yang luhur adalah kebebasan tanpa pamrih. Ujar-ujar jawa mengajarkan “sepi ing pamrih, rame ing gawe”. Sepi ing pamrih berarti melepaskan diri diri dari kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan masyarakat demi keselarasan kehidupan. Manusia mencapai “sepi ing pamrih” apabila ia semakin tidak lagi perlu gelisah dan prihatin terhadap diri sendiri, semakin bebas dari nafsu ingin memiliki serta mempunyai hati yang tenang. Rame ing gawe berarti melakukan apa yang dituntut oleh jabatandan kedudukan kita dalam masyarakat atau pun pekerjaan. Masing-masing menjalankan sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diemban. Setiap orang harus menyadari keterbatasannya, sehingga tumbuh kerelaan untuk membatasi diri pada peran yang telah ditentukan di dunia. Dalam hidup ini hendaknya dipahami benar ajaran Catur Merti – bersatunya pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan : - Pikiran yang benar - Perasaan yang benar - Perkataan yang benar - Perbuatan yang benar Harapan yang Menjadi Kenyataan – Sumpena yang Daradasih – Sumpena Bener – Sempaner Mimpi yang benar adalah hanya mimpi yang menjadi kenyataan (puspatajem daradasih). Harapan dan cita-cita yang baik yaitu harapan yang dapat diwujudkan sebagai kenyataan. Hal tersebut tentunya suatu harapan yang luhur (bener). Sempana Bener (sempaner) memaparkan ajaran bagaimana seseorang dapat menggapai harapannya secara benar. Dalam menggapai harapan hendaknya dilandasi dengan laku yang lurus dan benar, khususnya dalam hal etika sehingga akan tumbuh budi luhurnya. Budi luhur dicapai dengan sikap sederhana (prasaja), bersedia untuk menganggap dirinya lebih rendah dibanding orang lain (andhap asor), selalu sadar akan batas-batas dalam situasi dan lingkungan (tepa selira). Sebaliknya menghindarkan diri dari sikap yang jauh dari sifat budi luhur, yaitu : mencampuri urusan orang lain (dahwen/open), iri-dengki (srei), suka main intrik (jail), dan bersikap kasar (methakil). Dari kedalaman rasa, pengetahuan, kemampuan seperti diuraikan di atas semua tercakup, maka tergantung apakah manusia sanggup untuk menempatkan diri dalam kosmosnya, serta dapat menemukan tempatnya yang cocok dan selaras. Menurut Aristoteles, manusia hanya dapat menemukan kebahagiaan apabila ia dapat mengaktualkan bakat-bakatnya. Untuk mewujudkan suatu harapan harus disertai dengan usaha dan kemampuan yang sesuai. Harapan tidak akan menjadi kenyataan jika tanpa disertai dengan usaha dan memampuan yang menyertainya. Keinginan harus disesuaikan dengan kapasitas pribadi, bakat, pengetahuan, menepati janji, jujur dan melakukan sesuai kewajiban. Sepi ing pamrih rame ing gawe. (Disadur dari Artikel Majalah Pamor Edisi 07 – Tulisan Wawan Wilwatikta)

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Dapur Sempaner (Sempanan Bener) merupakan nama salah satu dapur keris lurus yang sering kita jumpai mulai dari tangguh sepuh seperti Pajajaran, Majapahit, sampai tangguh Nom-noman. Sempaner berasal dari kata Sempana / Sumpena Bener yang secara harafiah berarti Mimpi yang benar. Ricikan dapur ini : Kembang kacang, tikel alis, Ri Pandan – ada pula yang menyebutkan mempunyai greneng, jalen, lambe gajah. Sempana bener dalam arti lebih dalam merupakan suatu pesan, angan-angan, harapan, cita-cita, keinginan apabila dilandasi suatu pemahaman yang benar menjadi suatu kenyataan. Pemahaman yang benar itulah yang akan mewujudkan suatu tercapainya harapan atau cita-cita. Dalam hal ini, suatu pesan bahwa manusia dalam menggapai suatu keinginan hendaknya diselaraskan dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki, sebagaimana dalam ujar-ujar jawa disebutkan “Bisa rumangsa – aja rumangsa bisa”. Dapur Lurus : Bener-Lurus Dalam berdoa kita selalu memohon untuk diberikan “Jalan yang Lurus” (sirotol mustaqin) kepada Tuhan. Lurus berarti tidak menyimpang dari jalur yang ditetapkan. Lurus juga berarti tidak berlebihan juga tidak kekurangan, berada di tengah-tengah. Seseorang yang jika di dalam hidupnya mengusahakan selalu berada di jalur lurus berarti akan bertindak jujur dan luhur budinya. Berlaku jujur, bener lan pener akan menuju batin manusia yang selaras dengan realitas yang sebenarnya, dan oleh karena itu dengan sendirinya (Otomatis-konsekuen) memenuhi kewajiban, tugas dan peranan dan jabatan yang dituntut dari padanya. Mengembangkan diri pribadi, pengetahuan sesuai dengan bakat dan kemampuan (empan papan) dan tidak memaksakan kehendak / mengendalikan hawa nafsu. Selain itu, pengembangan pribadi dengan pengekangan hawa nafsu adalah salah satu cara. Karena nafsu akan memperlemah manusia. Mengendalikan hawa nafsu berarti mengembangkan budi pekerti. Untuk pencapaian budi pekerti (etika) yang baik umumnya dihalangi dua hal yaitu hawa nafsu dan pamrih. Nafsu yang terkait dengan pamrih (egoisme) antara lain : - Nafsu selalu ingin menonjol (nepsu menange dhewe)- Menganggap diri selalu betul (nepsu benere dhewe)- Memperhatikan diri sendiri (nepsu butuhe dhewe) Sikap dasar yang luhur adalah kebebasan tanpa pamrih. Ujar-ujar jawa mengajarkan “sepi ing pamrih, rame ing gawe”. Sepi ing pamrih berarti melepaskan diri diri dari kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan masyarakat demi keselarasan kehidupan. Manusia mencapai “sepi ing pamrih” apabila ia semakin tidak lagi perlu gelisah dan prihatin terhadap diri sendiri, semakin bebas dari nafsu ingin memiliki serta mempunyai hati yang tenang. Rame ing gawe berarti melakukan apa yang dituntut oleh jabatandan kedudukan kita dalam masyarakat atau pun pekerjaan. Masing-masing menjalankan sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diemban. Setiap orang harus menyadari keterbatasannya, sehingga tumbuh kerelaan untuk membatasi diri pada peran yang telah ditentukan di dunia. Dalam hidup ini hendaknya dipahami benar ajaran Catur Merti – bersatunya pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan : - Pikiran yang benar - Perasaan yang benar - Perkataan yang benar - Perbuatan yang benar Harapan yang Menjadi Kenyataan – Sumpena yang Daradasih – Sumpena Bener – Sempaner Mimpi yang benar adalah hanya mimpi yang menjadi kenyataan (puspatajem daradasih). Harapan dan cita-cita yang baik yaitu harapan yang dapat diwujudkan sebagai kenyataan. Hal tersebut tentunya suatu harapan yang luhur (bener). Sempana Bener (sempaner) memaparkan ajaran bagaimana seseorang dapat menggapai harapannya secara benar. Dalam menggapai harapan hendaknya dilandasi dengan laku yang lurus dan benar, khususnya dalam hal etika sehingga akan tumbuh budi luhurnya. Budi luhur dicapai dengan sikap sederhana (prasaja), bersedia untuk menganggap dirinya lebih rendah dibanding orang lain (andhap asor), selalu sadar akan batas-batas dalam situasi dan lingkungan (tepa selira). Sebaliknya menghindarkan diri dari sikap yang jauh dari sifat budi luhur, yaitu : mencampuri urusan orang lain (dahwen/open), iri-dengki (srei), suka main intrik (jail), dan bersikap kasar (methakil). Dari kedalaman rasa, pengetahuan, kemampuan seperti diuraikan di atas semua tercakup, maka tergantung apakah manusia sanggup untuk menempatkan diri dalam kosmosnya, serta dapat menemukan tempatnya yang cocok dan selaras. Menurut Aristoteles, manusia hanya dapat menemukan kebahagiaan apabila ia dapat mengaktualkan bakat-bakatnya. Untuk mewujudkan suatu harapan harus disertai dengan usaha dan kemampuan yang sesuai. Harapan tidak akan menjadi kenyataan jika tanpa disertai dengan usaha dan memampuan yang menyertainya. Keinginan harus disesuaikan dengan kapasitas pribadi, bakat, pengetahuan, menepati janji, jujur dan melakukan sesuai kewajiban. Sepi ing pamrih rame ing gawe. (Disadur dari Artikel Majalah Pamor Edisi 07 – Tulisan Wawan Wilwatikta)

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Dapur Sempaner (Sempanan Bener) merupakan nama salah satu dapur keris lurus yang sering kita jumpai mulai dari tangguh sepuh seperti Pajajaran, Majapahit, sampai tangguh Nom-noman. Sempaner berasal dari kata Sempana / Sumpena Bener yang secara harafiah berarti Mimpi yang benar. Ricikan dapur ini : Kembang kacang, tikel alis, Ri Pandan – ada pula yang menyebutkan mempunyai greneng, jalen, lambe gajah. Sempana bener dalam arti lebih dalam merupakan suatu pesan, angan-angan, harapan, cita-cita, keinginan apabila dilandasi suatu pemahaman yang benar menjadi suatu kenyataan. Pemahaman yang benar itulah yang akan mewujudkan suatu tercapainya harapan atau cita-cita. Dalam hal ini, suatu pesan bahwa manusia dalam menggapai suatu keinginan hendaknya diselaraskan dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki, sebagaimana dalam ujar-ujar jawa disebutkan “Bisa rumangsa – aja rumangsa bisa”.

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef



Pamor Ilining Warih




Rejeki yang lumintu, walaupun sedikit demi sedikit tetapi selalu ada saja. Itulah yang utama makna dari Ilining Warih. Selain soal rejaki, pamor ini juga baik untuk pergaulan. Tidak memilih dan umumnya cocok untuk siapapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar