Nama Dapur / Bentuk Keris ini : Sabuk Inten
Nama Pamor / Lambang / Filosofi : Kulit Semangka
Tangguh / Estimasi : Mataram
Tahun Pembuatan : XVII
Model Bilah Pusaka : Luk 11
Panjang Seluruh Keris : 39,5 CM
Asal Usul Pusaka : -
Warangka Gayaman Solo Kayu Jati.
Garansi Kami : -.
Foto Keris Asli Tanpa Editan, Dijamin & Garansi Keris Sama Dengan di Foto.
Stok produk/barang ini : Hanya 1 Buah Saja.
Mahar : Rp. 3.500.000,-
Tangguh / Estimasi : Mataram
Tahun Pembuatan : XVII
Model Bilah Pusaka : Luk 11
Panjang Seluruh Keris : 39,5 CM
Asal Usul Pusaka : -
Warangka Gayaman Solo Kayu Jati.
Garansi Kami : -.
Foto Keris Asli Tanpa Editan, Dijamin & Garansi Keris Sama Dengan di Foto.
Stok produk/barang ini : Hanya 1 Buah Saja.
Mahar : Rp. 3.500.000,-
Sabuk Inten merupakan salah
satu dapur keris yang melambangkan kemakmuran dan atau kemewahan. Dari aspek
filosofi, dapur Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan kemewahan yang dimiliki
oleh para pemilik modal, pengusaha, atau pedagang pada zaman dahulu. Keris
Sabuk Inten ini menjadi terkenal, selain karena legendanya, juga karena adanya
cerita silat yang sangat populer berjudul Naga Sasra Sabuk Inten karangan Sabuk
Inten karangan S.H. Mintardja pada 1970-an.
Keris yang tak kalah legendaris dari zaman peralihan Majapahit dan Demak Bintoro adalah Kyai Sabuk Inten. Keris berluk 11 ini muncul dan terkenal bersama Keris Kyai Nogososro. Dua keris ini disebut-sebut sebagai warisan zaman Majapahit. Keduanya bahkan sering disebut dalam satu rangkaian Nogososro-Sabuk Inten. Tak lain karena kedua keris ini diyakini sebagai sepasang lambang karahayon atau kemakmuran sebuah kerajaan. Nogososro mewakili wahyu keprabon yang hilang dari tahta Demak dan Sabuk Inten mewakili kemuliaan dan kejayaannya. Dua keris ini adalah maha karya cipta Mpu Supo.
Setelah berabad abad lamanya waktu berpilin, pamor keris berikut legendanya masih dipercaya kebenarannya. Kyai Nogososro sebagai simbol wahyu keprabon yang hilang dari Keraton Demak, dulu sering diburu oleh para calon pemimpin atau presiden. Namun sebagai simbol wahyu kepemimpinan, Keris Mpu Gandring relatif lebih populer dibanding keris Nogososro. Bagaimana dengan Keris Kiai Sabuk Inten? Mpu Djeno Harumbrodjo, keturunan ke-17 Mpu Supo-Majapahit mengatakan kepada posmo, pada dasarnya keris berdapur Sabuk Inten semuanya berluk 11. Ini berbeda dengan keris Condong Campur yang terdapat dua versi, berluk 13 dan tanpa luk atau lurus. Menurut Mpu Djeno, Kiai Condong Campur bahkan disebutkan ada yang berluk 5. Perbedaan ini semakin membuat rumit pengelompokkan jenis keris. Mpu Djeno sendiri juga mengaku setengah menyesal dengan perkembangan keris saat ini yang nama dan maknanya beragam sehingga sulit untuk dipakemkan. Keris Sabuk Inten, terang Mpu Djeno, hanya berbeda tipis dengan Keris Condong Campur atau Nogososro. Ciri khas keris berdapur Sabuk Inten adalah luk 11, dengan dua jalu memet dan dua lambe gajah. Pada bilahnya tidak terdapat sogokan. Ada pun pamornya bisa Beras Wutah, Udan Mas, Blarak Sineret, Ron Genduru, Bendo Segodo dan banyak lagi. Sedangkan gagang dan warangka, menurutnya, tidak begitu signifikan sebagai pembeda. “Yang penting dari sebilah keris adalah wilah atau bilah dan ricikan serta pamornya”.
Pamor Ngulit Semongko (Kulit
Semangka) Secara teknis Pamor Ngulit Semongko relatif lebih mudah dibuat.
Jumlah lipatannya cukup 24 lapis, bahkan ada yang hanya 16 lapis. Itulah
sebabnya, walaupun gambaran pamornya agak mirip Pamor Wos Wutah, Pamor Ngulit
Semongko tampak lebih kasar karena garis-garisnya yang tebal. Sepintas lalu
penampilannya memang mirip dengan kulit buah semangka. Itu pula sebabnya
sebagian orang menyebutnya pamor Kulit Semangka.
Mengenai makna Pamor Ngulit Semongko terutama adalah untuk memperluwes pergaulan, rejeki akan lebih mudah mendekat bilamana dalam pergaulan kita mempunyai banyak kawan. Dalam dunia perkerisan, keris dengan hiasan motif Pamor Ngulit Semongko terbilang banyak walaupun tidak sebanyak Wos Wutah. Di dalam gambaran motif Pamor Ngulit Semongko kadang-kadang juga dijumpai adanya satu atau beberapa pamor titipan.
Sumber : Harsrinuksmo, Bambang. 1995. Pamor Keris. CV Agung Lestari. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar